
Latar Belakang Aksi Demonstrasi
Pada Kamis, 28 Agustus 2025, sekelompok buruh menggelar aksi demonstrasi di sekitar Gedung DPR/MPR di Jakarta Pusat. Aksi ini merupakan bagian dari tuntutan mereka terhadap kebijakan pemerintah terkait upah minimum, outsourcing, dan reformasi pajak perburuhan. Meskipun awalnya berlangsung damai, situasi berubah tegang saat aparat kepolisian berusaha membubarkan massa yang mulai bergerak menuju jalan utama.
Insiden Tragis di Pejompongan
Sekitar pukul 19.27 WIB, kendaraan taktis (rantis) jenis Barracuda milik Brimob melaju di Jalan Penjernihan I, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Di tengah kerumunan massa, sebuah sepeda motor yang dikendarai oleh Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojol berusia 21 tahun, diduga terpeleset dan jatuh. Rantis yang melaju kencang tidak berhenti dan langsung melindas korban hingga tewas di lokasi kejadian.
Rekaman video yang memperlihatkan detik-detik insiden ini segera beredar luas di media sosial, memicu reaksi keras dari publik. Dalam video tersebut, terlihat rantis terus melaju tanpa berhenti, sementara massa berteriak histeris menyaksikan korban terjatuh. Affan sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.
Identifikasi Korban dan Reaksi Publik
Setelah dilakukan identifikasi, diketahui bahwa korban bernama Affan Kurniawan, warga Palmerah, Jakarta Barat. Ia merupakan mitra driver Gojek yang dikenal sebagai sosok yang ramah dan pekerja keras. Kabar duka ini segera menyebar di kalangan komunitas ojol, memicu gelombang kecaman terhadap aparat kepolisian.
Gojek, melalui pernyataan resmi, memastikan bahwa Affan adalah mitra driver mereka. Perusahaan menyampaikan duka cita mendalam dan berkomitmen memberikan santunan serta dukungan kepada keluarga almarhum. Selain itu, Gojek juga menyediakan fasilitas ambulans, proses autopsi, serta visum bagi korban .
Tindakan Aparat Kepolisian
Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri, mengonfirmasi peristiwa tersebut dan menyampaikan duka cita mendalam atas kejadian ini. Ia juga menegaskan bahwa tujuh anggota polisi terkait insiden ini telah diamankan untuk diperiksa. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan memerintahkan Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri untuk segera mengusut tuntas insiden tersebut .
Reaksi Massa dan Kericuhan Lanjutan
Kabar tewasnya Affan memicu reaksi keras dari rekan-rekannya sesama pengemudi ojol. Pada Jumat dini hari, ratusan pengemudi ojol beratribut seragam hijau mendatangi Markas Komando (Mako) Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat. Situasi memanas setelah aparat melepaskan tembakan gas air mata berkali-kali untuk membubarkan kerumunan. Massa sempat mundur, namun kembali maju mendekati gerbang markas .
Kesimpulan dan Harapan
Insiden tragis ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan mengenai prosedur pengamanan dalam aksi demonstrasi. Masyarakat berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan dan agar aparat kepolisian lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan, terutama yang melibatkan nyawa manusia.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, keluarga dan rekan-rekan Affan menggelar doa bersama dan pemakaman di kediamannya. Mereka berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih menghargai hak asasi manusia dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.