
Pabrik Ambruk di Bandung: Tragisnya Runtuhan Tewaskan Satu Pekerja, Dua Lainnya Kritis
Pada Senin pagi (19 Mei 2025) sekitar pukul 09.30 WIB, sebuah gedung pabrik pengolahan tekstil di kawasan industri Ciparay, Bandung, mendadak ambruk saat tim teknis tengah melakukan inspeksi rutin. Reruntuhan beton dan baja menimpa sejumlah pekerja yang sedang memeriksa kekuatan struktur, mengakibatkan satu orang meninggal seketika dan dua lainnya mengalami luka parah hingga kritis.
Menurut keterangan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bandung, Evita Handayani, korban tewas adalah pria berusia 34 tahun yang baru bergabung di pabrik tersebut selama enam bulan. Dua rekannya, berusia 28 dan 30 tahun, diinformasikan dalam kondisi luka berat di bagian kepala dan dada. “Mereka langsung dibawa ke RSUD Al-Isra untuk mendapatkan perawatan maksimal,” ujarnya.
Manajemen pabrik menyebut telah mematuhi standar inspeksi berkala, namun belum memberikan pernyataan resmi terkait penyebab ambruknya bangunan. Sementara itu, Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Barat telah menerjunkan tim investigasi guna menelusuri potensi kelalaian teknis atau pengabaian standar keselamatan kerja. Jika terbukti ada unsur kelalaian, sanksi administratif dan pidana menanti pihak yang bertanggung jawab.
Peristiwa ini memicu diskusi luas di kalangan industri tentang urgensi peningkatan pengawasan konstruksi pabrik, terutama yang sudah beroperasi lebih dari satu dekade. Beberapa ahli konstruksi berpendapat, faktor getaran mesin dan beban material sejenis bahan kimia dapat mempercepat kerusakan struktur bila tidak dikontrol secara intensif.
Di tengah duka, serikat pekerja setempat menuntut jaminan asuransi bagi semua karyawan serta peninjauan ulang prosedur inspeksi. Mereka mendesak perusahaan memperbaiki sistem manajemen risiko dan memastikan setiap tenaga kerja dilengkapi pelatihan keselamatan memadai. “Kami tidak ingin kejadian serupa terulang—nyawa pekerja adalah yang utama,” tegas perwakilan serikat.